Rimbahouse Blog

Scrum vs Waterfall – Dalam dunia manajemen proyek, ada banyak metode yang dapat digunakan untuk memastikan proyek berjalan dengan lancar. Dua pendekatan yang paling populer adalah Scrum vs Waterfall. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung pada sifat proyek, tim, dan kebutuhan perusahaan. Artikel ini akan membandingkan kedua metode tersebut, membantu Anda memutuskan mana yang paling tepat untuk proyek Anda.

Pengertian Waterfall

Waterfall adalah metode manajemen proyek tradisional yang mengikuti proses linier dan berurutan. Dalam pendekatan ini, setiap fase proyek harus diselesaikan sepenuhnya sebelum melanjutkan ke fase berikutnya. Biasanya, fase-fase ini meliputi:

  1. Pengumpulan persyaratan
  2. Desain sistem
  3. Pengembangan
  4. Pengujian
  5. Implementasi
  6. Pemeliharaan

Model ini mendapat namanya karena kemiripannya dengan air terjun yang mengalir ke bawah secara bertahap. Sekali fase selesai, sulit untuk kembali ke fase sebelumnya tanpa menyebabkan gangguan signifikan.

Pengertian Scrum

Scrum adalah metode manajemen proyek yang termasuk dalam Agile Framework. Scrum berfokus pada fleksibilitas, kolaborasi tim, dan iterasi produk yang cepat. Daripada menyelesaikan seluruh proyek dalam satu kali jalan, Scrum memecah proyek menjadi siklus pendek yang disebut Sprint, biasanya berlangsung 2-4 minggu. Setiap Sprint menghasilkan produk atau bagian dari produk yang bisa digunakan, memungkinkan tim untuk menyesuaikan sesuai kebutuhan atau umpan balik dari pelanggan.

Baca juga  Sistem Informasi Akuntansi demi Optimalkan Keuangan Bisnis

Perbedaan Utama Antara Scrum dan Waterfall

Pendekatan Proses

  • Waterfall: Berjalan dalam urutan yang jelas dan linier. Proyek diselesaikan dalam tahap-tahap yang sudah ditentukan sejak awal dan tidak ada perubahan besar setelah fase desain selesai.
  • Scrum: Iteratif dan inkremental. Setiap Sprint berfokus pada penyelesaian sebagian proyek, dengan fleksibilitas untuk mengubah arah atau menyesuaikan rencana berdasarkan hasil Sprint sebelumnya atau umpan balik dari stakeholder.

Dokumentasi

  • Waterfall: Sangat mengandalkan dokumentasi mendetail sebelum pengembangan dimulai. Setiap fase proyek terdokumentasi dengan baik, sehingga mudah untuk melacak perubahan dan kemajuan.
  • Scrum: Fokus lebih pada komunikasi langsung antara anggota tim, dibandingkan dokumentasi yang ketat. Tim sering kali menggunakan alat-alat seperti backlog dan burndown chart untuk melacak kemajuan.

Fleksibilitas

  • Waterfall: Kurang fleksibel karena setiap fase harus selesai sebelum melanjutkan ke fase berikutnya. Jika ada perubahan kebutuhan di tengah jalan, proyek mungkin harus kembali ke fase desain awal, yang bisa menghabiskan banyak waktu dan biaya.
  • Scrum: Sangat fleksibel. Setiap Sprint memberi kesempatan untuk menyesuaikan tujuan atau fitur proyek berdasarkan umpan balik. Perubahan bisa diakomodasi dengan lebih mudah tanpa menggagalkan keseluruhan proyek.
Baca juga  Membuat Flowchart Diagram Dalam ClickUp

Keterlibatan Stakeholder

  • Waterfall: Stakeholder biasanya hanya terlibat pada awal (selama pengumpulan persyaratan) dan akhir (saat produk siap dirilis). Tidak ada keterlibatan rutin selama proses pengembangan berlangsung.
  • Scrum: Stakeholder terlibat secara rutin melalui review Sprint. Mereka memberikan umpan balik secara berkala dan membantu menyesuaikan prioritas fitur-fitur yang dibutuhkan.

Kelebihan dan Kekurangan Waterfall

Kelebihan Waterfall:

  • Jelas dan terstruktur dengan baik, cocok untuk proyek yang persyaratannya sudah sangat jelas dan tidak berubah.
  • Dokumentasi yang komprehensif memudahkan pelacakan kemajuan proyek dan siapa yang bertanggung jawab untuk setiap fase.

Kekurangan Waterfall:

  • Kurang fleksibel untuk perubahan yang tidak terduga.
  • Tidak cocok untuk proyek yang memerlukan umpan balik pelanggan yang cepat atau iterasi produk yang cepat.

Kelebihan dan Kekurangan Scrum

Kelebihan Scrum:

  • Sangat fleksibel, memungkinkan penyesuaian cepat terhadap perubahan kebutuhan dan kondisi pasar.
  • Meningkatkan keterlibatan tim dan stakeholder, sehingga menciptakan hasil yang lebih sesuai dengan kebutuhan.
  • Memberikan produk yang bisa diuji dan digunakan pada setiap akhir Sprint.
Baca juga  Point Of Sales (POS) Adalah : Pengertian dan Manfaatnya

Kekurangan Scrum:

  • Dapat membingungkan jika tim tidak terbiasa dengan proses Agile dan Scrum.
  • Membutuhkan keterlibatan tinggi dari semua anggota tim dan stakeholder, yang bisa menjadi tantangan jika waktu mereka terbatas.
  • Proyek yang kompleks dan besar bisa memakan waktu lebih lama jika terlalu sering melakukan revisi.

Kapan Menggunakan Waterfall dan Scrum?

  • Waterfall cocok untuk proyek yang sangat terdefinisi dengan baik dan memiliki persyaratan yang stabil, seperti proyek-proyek infrastruktur atau konstruksi. Ini juga efektif ketika klien atau stakeholder tidak perlu terlibat secara rutin dalam proses pengembangan.
  • Scrum ideal untuk proyek dengan persyaratan yang dapat berubah, seperti pengembangan perangkat lunak atau produk teknologi, di mana umpan balik rutin dari pengguna atau stakeholder diperlukan. Scrum juga efektif untuk proyek yang membutuhkan fleksibilitas dan adaptasi cepat.

Baca Juga : Apa Itu VUI? Transformasi Interaksi Pengguna Melalui Suara

Kesimpulan

Tidak ada jawaban pasti apakah Scrum vs Waterfall lebih baik. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung pada sifat proyek, kebutuhan stakeholder, dan tim yang terlibat. Jika proyek Anda memerlukan struktur dan dokumentasi yang ketat, Waterfall mungkin menjadi pilihan yang tepat. Namun, jika Anda membutuhkan fleksibilitas dan kecepatan dalam iterasi produk, Scrum bisa menjadi pilihan yang lebih baik.

Bagikan artikel ini ke

Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on whatsapp
Share on telegram

Hubungi Kami